08 June 2015

deep down

tears rund down my face everynight because of the same man
apa salahnya dari wanita yang ingin dihargai perasaannya sedikit saja? mengaku menyayangi bahkan mencintai namun tak pernah dibuktikan. hanya mengacuhkan setiap waktu. hanya datang ketika butuh. hanya mencari karena butuh. namun apakah pernah muncul ketika dibutuhkan? tidak.
aku hanya dapat tersenyum pahit dan menangis setiap malam, bukan berlebihan ini fakta.
letih?sangat. ingin pergi?iya. tapi belum ada yang bisa menuntunku untuk lari saat ini.
ingin mencari?ya. namun sulit ketika kau belum diperbolehkan pergi oleh seseorang yang egois mementingkan kepentingan diri sendiri.
terkadang sempat putus asa, namun situasi memaksa untuk tetap menjalankan kenyataan pahit ini.
aku hanya butuh tempat yang menurutku pantas untukku saat ini, aku tidak ingin karma untuknya. karena aku tau karma lebih kejam, kasian dia pasti dia tidak akan sanggup.
terkadang aku memohon kepada pencipta untuk menunjukkan jalan yang sedikit adil untukku, namun sepertinya belum saatnya. give me more than him, god. i just need happiness not life like this.

06 June 2015

hurts

terombang ambing dalam sebuah kisah percintaan dimana sudah menempuh titik muak dan jenuh karena letih yang tak kunjung usai. that's what i feel now.
pacar?punya, mobil?punya, smartphone?punya, motor?punya, uang?punya. but how about love and hapiness?seolah-olah memiliki karena membohongi publik dengan senyuman namun sebenarnya tidak pernah memilikinya.
bukan, bukan karena aku tidak mencintai seseorang yang disebut pacar. namun aku sudah pernah teramat sangat mencintainya dan dikecewakan. ingin melepasnya?tentu sangat. tapi apa dia memperbolehkannya?tentu tidak, karena apa? karena dia merasa masih membutuhkan ku. dalam hal apa?maaf aku tidak tahu menahu tentang hal itu. aku hanya mengikuti permainan yang ia rangkai sedemikian rupa dengan cara berjalan secara tertatih namun seperti ada yang menarikku secara paksa untuk tidak berhenti dan lari. apakah itu suatu petualangan yang seru? tentu tidak. mengapa? bukannya hanya fisik ataupun batin yang terluka, namun keduanya merasakan rasa sakit dan menuntut otak untuk menghentikan ini semua segera! lalu otak pun berbicara kepada hati, andai semua berjalan lancar. hati tidak mau mendengarkan dengan keegoisannya dan terus menerus memaksakan untuk menari diatas seribu pecahan kaca. ya hati memang kejam kalau dalam hal ini.